INFO EKSPRES – Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) meminta agar harga pakan ternak diturunkan.
Sekjen GOPAN) Sugeng Wahyudi menilsi harga pakan antara Rp8.600 hingga Rp9.30 per kilogram terlalu tinggi.
“Harga pakan harus diturunkan. Karena 25 persen harga pakan yang brolier ini berasal dari jagung, mestinya juga turun mengikuti harga pasar,” kata Sugeng, Senin 26 September 2022.
Ia menyarankan penurunan harga pakan ternak di kisaran Rp8.000 sampai Rp8.600 per kilogramnya.
“Ini yang menjadiharapan kita ke pelaku yang besar dan juga pemerintah. Persoalan ini juga sudah disampaikan dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan,” terangnya.
Selain itu, Sugeng juga menekankan pentingnya produksi terukur dari produksi turunan peternakan ayam tersebut.
“Produksi terukur ini untuk menjaga tidak terjadi over supply. supply-nya berapa, demand-nya juga berapa,” ucapnya.
Ia juga sependapat dengan pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang menyebut industri ayam di Indonesia hanya dikuasai oleh tiga perusahaan.
“Jadi memang industri perunggasan ini dikuasai oleh beberapa pelaku besar. Setidaknya ada empat sampai lima perusahaan besar,” ujarnya.
Menurut Sugeng, perusahaan besar itu sering disebut dengan perusahaan yang terintegrasi.
“Artinya mereka memiliki DOC (anak ayam)-nya, pabrik pakannya, obat-obatan untuk ayamnya, dan juga berbudi daya ayam broiler,” tuturnya.
Sedangkan pihaknya hanya berbudi daya ayam broiler saja. “Jadi perusahaan besar itu bermain dari hulu sampai hilir di industri perunggasan ini,” ujarnya menambahkan.
Bahkan, kata dia, ada perusahaan besar yang bermain di olahan dari industri perunggasan, meski jumlahnya belum banyak.
“Mereka membuat produk olahan seperti nugget, sosis dan lain sebagainya. Tapi itu mungkin hanya tiga hingga 4 persahaan,” jelasnya.
Sugeng menjelaskan bahwa keberadaan perusahaan-perusahaan seperti itu membuat peternak ayam makin tersingkirkan.
“Itu karena terjadi persaingan tidak sehat. Salah satunya karena pakan ternak masih tergantung dari mereka, ditambah lagi mereka juga bermain dalam pasar yang sama,” kata Sugeng mengakhiri.***